Judul
|
:
|
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
|
Isi
|
:
|
A. Macam-Macam
Pendekatan Pengelolaan Kelas
Pendekatan Otoriter memandang pengelolaan kelas sebagai suatu proses
pengontrolan tingkah laku anak atau siwa dan menganggap guru sebagai petugas
yang harus menegakkan dan memelihara disiplin didalam kelas.
Penekanan dalam pendekatan ini adalah pemeliharaan tata tertib dan
menjaga atau mengawasi peraturan-peraturan dalam kelas agar dipatauhi oleh
siswa. Pengontrolan
pematuhan akan tata tertib itu dilakukan melalui penggunaan disiplin. Setiap
siswa harus mematuhi dan mengikuti peraturan-peraturan kelas yang telah
ditetapkan, baik oleh sekolah maupun oleh kelas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Otoriter mendefenisikan
pengelolan kelas ”seperangkat kegiatan guru untuk menegakkan dan memelihara
peraturan-peraturan melalui disiplin yang ketat didalam kelas”.
Pendekatan
Permisif adalah siswa harus diberi kebebasan untuk berbuat apa saja yang
mereka kehendaki dalam proses belajar mengajar.
Jadi pendekatan ini mendefenisikan pengelolaan kelas sebagai seperangkat
kegiatan guru untuk membantu siswa memaksimalkan kebebasan mereka[1].
Pendekatan ini memandang bahwa semua tingakah laku, yang ”baik” maupun
yang ”kurang baik” merupakan hasil proses belajar dan ada sejumlah kecil
proses psikologi yang fundamental yang dapat digunakan untuk menjelaskan
terjadinya proses belajar yang dimaksud. Adapun proses psikologi yang
dimaksud adalah[2]:
a. Penguatan positif (positive
reiforcement).
b. Penguatan nagatif (negative
reiforcement).
c. Hukuman
d. Penghapusan
Pendekatan ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan
iklim atau suasana sosio-emosional yang positif didalam kelas. Menurut
pendekatan ini, belajar dapat dimaksimalkan apabila berlansung di suasana
atau iklim yang positif, yang pada dasarnya bersumber dari hubungan-hubungan
antar pribadi, baik hubungan guru dengan siswa maupun hubungan sesama siswa.
Jadi pendekatan ini mendefenisikan pengelolaan kelas sebagai seperangkat
kegiatan untuk mengembangkan hubungan-hubungan antar pribadi yang baik dan
mengembangkan suasana yang menunjang terciptanya sosio-emosional yang positif[3].
Pendekatan ini berpendapat bahwa kelas sebagai suatu sistem sosial yang
mengutamakan proses-proses kelompok. Situasi dan tingkah laku kelompok kelas
dipandang sebagai suatu yang mempunyai pengaruh besar terhadap jalannya
pelajaran, walaupun belajar itu sendiri dipandang sebagai proses individual.
Pandangan ini mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai seperangkat
kegiatan yang digunakan guru untuk memantapkan dan memelihara suatau
organisai kelas yang efektif. Peran utama guru adalah menciptakan dan
memelihara keakraban, produktifitas dan penyelesaian tugas dari
kelompok-kelompok kelas[4].
Pendekatan Eclectic adalah memanfaatkan sisi-sisi kelebihan dari berbagai
pendekatan yang ada. Untuk maksud itu seorang guru seharusnya:
a. Menguasai
pendekatan-pendekatan kelas yang potensial
b. Dapat
memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan
baik dalam masalah pengelolaan kelas
Kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas yang tepat sangat
tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah pengelolaan kelas yang
dihadapinya[5].
Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh
melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubunganya dengan proses
pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan yang bersifat rasional dan
memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar.
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk
kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup
aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta tahap-tahap
pelaksanaanya secara utuh.
Landasan teorits yang mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan
kompetensi adalah:
a. Adanya pergeseran dari
pembelajaran kelompok kepada pembelajaran individual.
b. Pengembangan konsep belajar
tuntas.
c. Usaha penyusunan kembali
defenisi bakat.
Dalam kaitanya dengan pengembangan pembelajaran berdasarkan pendekatan
kompetensi, Ashar (1981) mengemukakan tiga hal yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Menetapkan
kompetensi yang ingin dicapai
b. Mengembangkan
strategi untuk mencapai kompetensi
c. Evaluasi
Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk pembelajaran dengan
pendekatan kompetensi:
a. Tahap perencanaan
Dalam tahap perencanaan pertama-tama perlu ditetapakan
kompetensi-kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan kompetensi-kompetensi tersebut selanjutnya dikembangkan tema, sub
tema, dan topik-topik mata pelajaran yang akan diajarkan.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu rangkaian pembelajaran yang
dilakukan secara berkesimambungan, yang meliputi:
1) Tahap persiapan
Merupakan tahap
dimana guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran
2) Tahap penyajian
Merupakan tahap
guru menyampaikan informasi, menjelaskan cara kerja baik keseluruhan proses
maupun masing-masing gerakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi.
3) Tahap aplikasi
Tahap peserta
didik diberi kesempatan melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan.
4) Tahap penilaian
Tahap guru
memerikasa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai
kualitas kerja seta waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
c. Evaluasi dan penyempurnaan
Evaluasi dilakuakn unutk mengambarkan perilaku hasil belajar dengan
respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari
belajar[6].
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain:
a. Kemampuan mengidentifikasi
b. Kemampuan mengklasifikasikan
c. Kemampuan menghitung
d. Kemampuan mengukur
e. Kemampuan mengamati
f. Kemampuan mencari hubungan
g. Kemampuan menafsirkan
h. Kemampuan menyimpulkan
i.
Kemampuan menerapkan
j.
Kemampuan mengkomunikasikan
k. Kemampuan mengekspresikan
diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilakn suatu karya
Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap
peserta didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi normal, mereka
dapat mengembangkan potensinya secara optimal[7].
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik
perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan,
sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan lingkungan dan berfaedah bagi
lingkungannya.
Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa yang ada
lingkungan sekitar, baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.
Pembelajaran bedasakan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara:
a. Membawa peserta didik ke
lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan metode karyawisata,
metode pemberian tugas
b. Membawa sumber-sumber dari
lingkungan ke sekolah untuk kepentingan pembelajaran[8].
Pembelajaran tektual atau CTL merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan keterkaitan anatara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan
peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan
dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber
belajar yang memadai.
Zahorik ( 1995 ) mengungkapkan 5 elemen yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran kontektual sebagai berikut:
a. Pembelajaran harus
memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
b. Pembelajaran dimulai dari
keseluruhan menuju bagian-bagiannya secara khusus
c. Pembelajaran harus
ditekankan pada pemahaman
d. Pembelajaran ditekankan pada
upaya mempraktekkan secara lansung apa-apa yang dipelajari.
e. Adanya refleksi terhadap
strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari[9].
Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengadakan
hubungan yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang mempengaruhi peserta
didik dalam proses belajar. Oleh karna itu pendekatan tematik sering juga
disebut pendekatan terpadu (integrated ).
Pendekatan tematis atau pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman belajar sehingga
terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan dapat berpusat pada
sebuah pokok atau persoalan[10].
B. Kelebihan dan Kekurangan
Pendekatan Pengeloloaan Kelas.
a. Kelebihannya
1) Pemeliharaan tata tertib dan
menjaga atau mengawasi peraturan-peraturan didalam kelas dipatuhi oleh siswa
2) Siswa harus mematuhi dan
mengikuti peraturan-peraturan kelas yang telah ditetapkan baik oleh sekolah
maupun oleh kelas
b. Kekurangannya
1) Guru menganggap apa yang ia
katakan atau ajarkan adalah benar
2) Guru dianggap paling tahu
3) Siswa kurang diberi
kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan ide atau buah pikirannya
4) Siswa dikekang didalam
mengembangkan sifat dan potensi kreatif, kritis, dinamis dan potensi yang
tersedia didalam diri siswa.[11]
a. Kelebihan Pendekatan
Permisif adalah:
1) Siswa diberi kebebasan
didalam suatu proses agar mereka dapat mengembangkan setiap potensi yang ada
dalam dirinya.
b. Kekurangan Pendekatan
Permisif adalah:
1) Dapat menghasilkan anak
didik yang serba tidak memenuhi aturan-aturan, norma dan nilai-nilai budaya
serta agama, baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun dan masyarakat luas.
2) Pendekatan ini bertentangan
dengan makna pengelolaan itu sendiri, didalamnya terkandung unsur pengaturan.
3) Akan dapat menciptakan
masyarakat yang serba bebas.[12]
a. Kelebihan dari Pendekatan
Behavior Modification adalah[13]:
1) Adanya reinforcement
dari guru dapat mendorong siswa kearah bertingkah laku yang lebih baik
2) Dengan menggunakan hukuman
dapat mengurangi atau menghilangkan tingkah laku yang kurang baik atau
menyimpang.
b. Kekurangan dari pendekatan
Behavior Modification adalah:
1) Seolah-olah penentu tingkah
laku siswa adalah guru.
a. Kelebihan dari pendekatan
ini adalah[14]:
1) Adanya kepercayaan guru
kepada siswanya.
2) Adanya rasa kebersamaan guru
dengan siswanya.
3) Adanya kecintaan dan
penghargaan serta penghormatan guru kepada siswa.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah[15]:
1) Situasi dan tingkah laku
kelompok kelas dipandang sebagai suatu yang mempunyai pengaruh besar terhadap
jalannya pelajaran.
2) Harapan timbal balik tingkah
laku guru – peserta didik dan antar peserta didik sendiri.
3) Kepemimpinan baik dari guru
baik dari guru maupun peserta didik yang mengarahkan kegiatan kelompok kearah
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
4) Pola persahabatan antara
anggota kelas semakin baik.
5) Terjadinya komunikasi yang
efektif.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah:
1) Menguatkan tingkah laku
peserta didik yang baik dan atau menghilangkan tingkah laku peserta didik
yang kurang baik.
2) Peningkatan hubungan antar
pribadi guru dan peserta didik serta antar peserta didik.
3) Guru ingin kelompoknya
melakukan kegiatan secara produktif.[16]
Kelebihan dari Pendekatan Kompetensi
adalah:
1) Peserta didik dapat belajar
sendiri, tidak tergantung pada orang lain.
2) Sistem pembelajaran yang
tepat semua peserta didik akan dapat belajar dengan hasil yang baik dari
seluruh bahan yang diberikan.
3) Dalam pendekatan ini ada
tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai.
Kelebihan dari
Pendekatan Keterampilan Proses adalah:
1) Setiap peserta didik
memiliki potensi yang berbeda, mereka dapat mengembangkan potensinya secara
optimal.
2) Guru memberikan kemudahan
belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan.
3) Dalam kegiatan pembelajaran
diadakan antara lain diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab,
karyawisata, studi kasus dan lain-lain untuk mendorong aktifitas dan
kreatifitas peserta didik.[17]
Kelebihan dari
Pendekatan Lingkungan adalah:
1) Peserta didik mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman apa-apa yang ada dilingkungan sekitar, baik
dilingkungan rumah tangga maupun dilingkungan sekolah.
2) Peserta didik dapat
menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain dilingkungan mereka
yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi.
Kelebihan dari
pendekatan ini adalah:
1) Peserta didik mampu
menghubungkan dan menetapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Peserta didik dapat
merasakan pentingnya balajar.
3) Peserta didik akan
memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajari.
4) Proses pembelajaran atau
belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran secara alamiah.
5) Mendorong peserta didik
dapat mempraktekkan secara lansung apa-apa yang dipelajarinya.
6) Mendorong peserta didik
memahami hakekat, makna dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka
rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar[18].
Kelebihan dari
pendekatan ini adalah:
1) Membentuk pribadi yang
harmonis dan sanggup bertindak dalam menghadapi berbagai situasi.
2) Menyesuaikan pembelajaran
dengan perbedaan peserta didik.
3) Memperbaiki dan mengatasi
kelemahan- kelemahan yang terdapat pada metode mengajar hafalan.
4) Sangat menuntut kreatifitas
guru dalam memilih dan mengebangkan tema pembelajaran, serta menyeroti dari
berbagai aspek.[19]
|
Analisa
|
:
|
Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, guru harus memiliki cara untuk dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif. Pada tulisan diatas, telah dijelaskan mengenai
berbagai macam pendekatan yang ada untuk mengkondisikan kelas seefektif
mungkin.
Untuk menjadi guru kreatif,
profesional dan menyenangkan, guru tersebut dituntut untuk memiliki kemampuan
mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal
ini penting, terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan. Seorang guru harus mendalami kerangka acuan
pendekatan-pendekatan kelas, sebab didalam pengunaannya ia harus lebih dahulu
meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani suatu kasus
pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat
masalahnya.
Pendekatan-pendekatan dalam
pengelolaan kelas yang ada diatas dapat digunakan sesuai dengan kondisi atau
materi pembelajaran yang akan diberikan. Pendekatan-pendekatan diatas dapat
digunakan oleh guru setelah memahami situasi dan kondisi peserta didik secara
keseluruhan.
Tidak ada yang sempurna, begitu pula
dengan pendekatan-pendekatan yang telah dituliskan diatas. Masing-masing
pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Sekarang tergantung kepada
guru, pendekatan mana yang akan digunakannya dalam pengelolaan kelas.
Akan tetapi, apabila guru lebih jeli,
saya pikir, para guru dapat menggabungkan beberapa pendekatan yang ada dengan
memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pendekatan. Dengan
demikian guru dapat lebih mengoptimalkan proses pembelajaran dengan suasana
kelas yang terkelola dengan baik.
|
|
|
|
Senin, 15 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar