Senin, 15 Oktober 2012

Keterampilan Dasar Mengajar




A.     Keterampilan Membuka Pelajaran
Awal pelajaran kegiatan membuka pelajaran. Komnponen ketrampilan itu adalah menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan. Komponen dan aspek itu meliputi:
1.      Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
a.       Gaya Mengajar Guru
Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
b.      Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Seperti: gambar, model, skema, disamping menarik perhatian memungkinkan  terjadinya kaiatan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
c.       Pola Interaksi yang Bervariasi.
Seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.
2.      Menimbulkan Motivasi
Cara untuk menimbulkan motivasi
a.       Dengan Hangat dan Antusias
Hendaknya ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya. Sebab dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
b.      Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari
c.       Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
d.      Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya.
3.      Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkai alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu cara yang dilakukan adalah:
a.       Mengemukakan tujuan dan batas tugas hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu batas tugas yang dikerjakan siswa.
b.      Menyarankan Langkah-Langkah yang Dilakukan. Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan.
c.       Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas. Misalnya: Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari   sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
d.      Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
4.      Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dibuat ssiswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait. Usaha guru untuk membuat kaitan.
a.       Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merupakan inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
b.      Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru, hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama.
c.       Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.
B.     Keterampilan Menyampaikan atau Menjelaskan Materi
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.
Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
1.      Merencanakan:
a.       Isi pesan (materi)
b.      Penerima pesan (siswa)
2.      Menyajikan suatu penjelasan
a.       Kejelasan
b.      Penggunaan contoh dan ilustrasi
c.       Pemberian tekanan
d.      Balikan[1]
Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.[2]
C.     Keterampilan Bertanya
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan. Keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
1.       Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2.  Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4.      Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6.      Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7.      Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8.      Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Komponen-komponennya yaitu:
1.      Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2.      Pemberian Acuan
3.      Pemusatan
4.      Pemindahan Giliran
5.      Penyebaran
6.      Pemberian waktu berfikir
7.      Pemberian Tuntunan[3]
Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah:
1.      Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat
2.      Pemberian acuan, pemusatan
3.      Pemindah giliran
4.      Penyebaran
5.      Pemberian waktu berpikir
6.      Pemberian tuntunan.
Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah:
1.      Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
2.      Pengaturan urutan pertanyaan
3.      Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.[4]
D.     Keterampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan adalah:[5]
1.    Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu kata atau kalimat.
2.     Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau gerakan badan, mendekati, memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, berupa symbol atau benda maupun penguatan tak penuh seperti “ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan”
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.[6]
E.     Keterampilan Melakukan Variasi
1.      Pengertian variasi
Variasi  adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
2.      Tujuan  Variasi
a.       Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek- aspek belajar mengajar yang relevan
b.      Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan meyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru
c.       Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap  guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik
d.      Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya[7]
3.      Prinsip Penggunaan  Variasi
a.       Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai
b.      Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran
c.       Merencanakan secara baik, dan secara eksplirit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran
4.      Teknik Melakukan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran, pada dasarnya merupakan keterampilan yang diperlukan untuk menghindari kebosanan. Variasi dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pembelajaran, yang dikelompokkan menjadi variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media pembelajaran, dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.
Komponen komponen dalam keterampilan mengadakan variasi ini antara lain :
a.       Variasi dalam gaya mengajar
Pemusatan perhatian
1)      Kesenyapan (diam sejenak)
2)      Mengadakan kontak pandang
3)      Gerakan badan dan mimik
4)      Pergantian posisi guru dalam kelas
b.      Variasi dalam penggunaan media pembelajaran
1)      Variasi alat/bahan yang dapat dilihat
2)      Variasi alat/bahan yang dapat didengar
3)      Variasi alat/bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
c.       Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola umum interaksi antara guru-siswa, dan antara siswa dengan siswa yang lain sangat beragam. Diantara situasi yang didominasi oleh guru sampai kegiatan yang memungkinkan siswa bekerja sendiri-sendiri secara bebas, terdapat banyak pola-pola yang mungkin ada.
Dengan mengubah pola interaksi, berarti guru mengubah kegiatan belajar siswa, tingkat dominasi guru dan keterlibatan siswa, tingkat tuntutan kognitif, maupun susunan kelas.
F.      Keterampilan Menggunakan Media
1.      Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan  yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran dan majalah sebagainya.
2.      Prinsip-prinsip penggunaan media[8]
a.       Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
b.      Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran
c.       Media pembelajaran harus sesuai dengan minat kebutuhan dan kondisi siswa
d.      Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efisien
e.       Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya
3.      Keterampilan Menggunakan Media.
Variasi penggunaan media sangat berguna dalam mencapai tujuan belajar dan media yang mononton dapat membosankan. Namun pemilihan media harus tepat bila tidak akan berakibat pada kurang efektifnya proses belajar mengajar. Pemilihan media harus mempertimbangkan berbagai segi baik segi kelebihan dan juga kekurangannya.[9]
Kriteria pemilihan media meliputi:
a.       Kesesuaian media dengan tujuan belajar
b.      Biaya yang diperlukan
c.       Kesesuaian media dengan metode
d.      Kesesuaian media dengan karakteristik anak
e.       Tingkat ketersediaan media
f.       Kepraktisan media
g.       Ketersediaan media
h.      Kesiapan guru menggunakan media.
G.    Keterampilan Mengelola Kelas
1.      Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
2.      Keterampilan Mengelola Kelas [10]
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan mengembalikan kondisi yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran.
Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas:
a.       Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal
1)      Menunjukkan sikap tanggap
2)      Membagi perhatian
3)      Memusatkan perhatian kelompok
4)      Memberi petunjuk yang jelas
5)      Menegur
6)      Memberi penguatan
b.      Keterampilan untuk Mengembalikan Kondisi Belajar yang Optimal, dengan cara :
1)      Memodifikasi tingkah laku
2)      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
H.    Keterampilan Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi. Cara yang dapat dilakukan adalah :
  1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi
a.       Merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses pembelajaran).
b.      Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).
  1. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu meliputi:
a.       Mendemonstrasikan keterampilan
b.      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
c.       Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
d.      Soal-soal tertulis
1)      Uraian
2)      Tes objektif
3)      Melengkapi lembar kerja


Analisa





Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru disamping para guru menguasai bidang studi yang diajarkannya.
Guru adalah seorang yang sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar karena guru merupakan orang yang akan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, seorang guru haruslah memiliki keterampilan dasar mengajar supaya proses belajar itu tidak membosankan. Diantara keterampilan dasar mengajar itu adalah keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menyampaikan atau menjelaskan materi, ketrampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan melakukan variasi, ketrampilan menggunakan media, ketrampilan mengelola kelas, dan ketrampilan menutup pembelajaran.
Pada masing-masing keterampilan, terdapat poin-poin penting yang harus dikuasai oleh guru. Diantaranya bagaimana cara bertanya dan teknik melemparkan pertanyaan kepada peserta didik.
Saya pikir, sebagai seorang calon guru, kita harus menguasai seluruh keterapilan dasar mengajar. Saya berfikir seperti ini karena tidaklah mudah untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar saja, setidaknya kita dapat merebut perhatian dari anak didik sehingga anak didik dapat fokus pada pembelajaran yang dilaksanakan





[1] Miftahurrachman, Keterampilan Dasar Mengajar, http://miftachr.blog.uns.ac.id /2009/11 / keterampilan-dasar-mengajar/
[2] Sutiyono, 8 Keterampilan Dasar, http://www.islamia.sch.id/index.php?option =com _content&view=article&id=76:8-keterampilan-dasar-mengajar&catid=35:pendidikan & Itemid=11
[3] Op.Cit, Miftahurrachman, Keterampilan Dasar Mengajar, http://miftachr.blog.uns.ac.id /2009/11 / keterampilan-dasar-mengajar/
[4] Op.Cit, http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/19/delapan-kompetensi-dasar-mengajar/
[5] http://miftachr.blog.uns.ac.id/2009/11/keterampilan-dasar-mengajar/
[6] http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/19/delapan-kompetensi-dasar-mengajar
[7] Moh. User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005)  hal 84
[8] Wina Sanjaya, Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,2008),hal: 173

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rahmat Hidayanto © 2008. Design By: SkinCorner