Kamis, 29 Oktober 2009

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A. Tujuan Matakuliah Perkembangan Peserta Didik

Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep/istilah perkembangan dan pertumbuhan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, periode anak sekolah, perkembangan aspek fisik jasmaniah, perkembangan kejiwaan, yang menyangkut perkembangan pencerapan, perkembangan fantasi, pikiran, perasaan, dan kemauan, penjelasan tentang konsep remaja, pertumbuhan, dan perkembangannya, pertumbuhan dalam masa remaja, perkembangan sosial dalam masa remaja, karakteristik remaja usia sekolah menengah, kebutuhan-kebutuhan remaja, perbedaan individual dalam perkembangan, dan implikasi perbedaan individual terhadap penyelenggaraan pendidikan.

B. Perbedaan Perkembangan Peserta Didik

Sumber-sumber individualitas atau keragaman peserta didik meliputi: kecerdasan, status sosial ekonomi, budaya, dan jenis kelamin. Kecerdasan memiliki tiga dimensi, yaitu: kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan berpikir dan menalar abstrak, dan kemampuan memecahkan masalah baru.

Status sosial ekonomi, yang merupakan gabungan antara pendapatan, pekerjaan, dan tingkat pendidikan keluarga peserta didik, terbukti merupakan salah satu faktor yang berhubungan erat dengan performans peserta didik. Pengaruh status sosial ekonomi ini bekerja melalui: kebutuhan dasar dan pengalaman, keterlibatan orangtua, dan sikap-sikap serta nilai-nilai.

Untuk membantu semua siswa, terlepas dari status sosial ekonominya, guru harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan terstruktur, menggunakan contoh yang bagus, mengaitkan bahan belajar dengan kehidupan siswa, dan menggiatkan ineraksi dalam kegiatan belajar. Seperti status sosial ekonomi, kebudayaan yang menunjuk pada sikap-sikap, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, dan pola perilaku yang menjadi ciri suatu kelompok sosial, mempengaruh keberhasilan dalam sekolah melalui sikap, nilai, dan cara pkitang terhadap dunia. Sebagai bagian dari budaya, latar belakang etnik juga mempengaruhi keberhasilan peserta didik melalui sikap dan nilai-nilai. Implikasi praktik keragaman budaya bagi guru adalah bahwa dia harus memahami peserta didiknya dengan:

(1) Berusaha mempelajari kebudayaan peseta didik yang diajar

(2) Berusaha menyadarkan peserta didik terhadap nilai-nilai dan keberhasilan orang-orang dari etnik dan budaya minoritas.

C. Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran

Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya.

Dari pernyataan di atas, maka dapatlah ditarik beberapa butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:

  1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
  2. Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
  3. Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.
  4. Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
  5. Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
  6. Kematangan sosial merupakan lkitasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
  7. Kematangan emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
  8. Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan.
  9. Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
  10. Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
  11. Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
  12. Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
  13. Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
  14. Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
  15. Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.

D. Fase-Fase Perkembangan Peserta Didik

Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, setiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja. Apakah yang dimaksud oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu.

Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses yaitu proses biologis, proses kognitif dan proses sosial.

Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan. Proses kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal. puisi dan memecahkan soal-soal matematika mencerminkan peranan proses-proses kognitif dalam perkembangan anak.

Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respons terhadap sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki terhadap teman mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak.

Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial terdapat jalinan yang kuat. Kita akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses-proses kognitif. Akan sangat membantu untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Kita sedang mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa dan raga.

Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya. Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu:

1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.

2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya, bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.

3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.

4. Fase kanak-knanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

5. Fase remaja adalah fase perkembangan yang merupakan transisi dari masa anak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, perkembangn karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar.keluarga.

Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bahwa perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.

Sejarah Pendidikan Islam

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar yang membiasakan warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, memahami, dan mengamalkan semua nilai yang disepakati sebagai nilai terpuji dan dikehendaki, serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan Islam berarti proses bimbingan dari pendidik tehadap perkambangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik kearah terbentuknya pribadi muslim yang baik.

Untuk itu kami dari pemakalah mencoba untuk menguraikan tentang pendidikan Islam dengan pembahasan pendidikan Islam umum dan khusus dan komponen pendidikan pada ketiga jalur pendidikan.


BAB II

PEMBAHASAN

  1. Lahirnya Pendidikan Islam

Pendidikan dalam Islam merupakan suatu pokok utama dalam kelanjutan ketauhidan keimanan terhadap ajajarannya. Perkembangan pendidikan Islam sejalan dengan berkembangnya Islam itu sendiri, bahkan pendidikan Islam sebenarnya telah dimulai sejak zaman nabi terdahulu dan disempurnakan olehnabi Muhammad SAW di Makkah dan di Madinah. Dasar ajaran Islam sendiri merupakan perintah untuk membaca, sebagaimana bunyi ayat pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Pendidikan Islam pada awal perkembangannya telah memiliki keunggulan karena coraknya yang bersifat komprehensif dengan maksud agar anak didik didorong sehingga mampu untuk menuangkan segala kemamuan yang dimilikinya. Tujuan dalam pendidikan Islam erdiri dari tujuan keagamaan dan tujuan keduniaan. Kebijakan untuk tujuan keduniaan telah dinamakkan dari upaya menonjolkan keterampilan bekerja dalam rangka pendidikan seumur hidup. Kebijakan tersebut hanya dapat dicapai apabila sistem pendidikan berjalan efektif dan sebanding.

  1. Pendidikan Islam Umum dan Khusus

1. Pendidikan Islam Umum

Adalah pendidikan yang diberikan kepada umat Islam dalam semua keadaan, meliputi semua bidang hidup manusia seperti rohani, jasmani, emosi, sosial, politik, budaya, ekonomi, sains, multimedia, mass media, pendidikan, perundang-undangan dan lain-lain. Maknanya, dalam setiap bidang tersebut ada pendidikan Islamnya.

2. Pendidikan Islam Khusus

Hasan Langgulung (1995) mengistilahkan dengan Islam Terhad, yaitu merangkumi segala ilmu Islam yang terdiri dalam berbagai bidang seperti aqidah, ibadah, fiqh, tafsir, hadits, akhlak, sejarah, falak, dan lain-lain. Inilah yang dikenal dengan pendidikan Islam, yaitu mata pelajaran yang ada didalam sekolah.

  1. Pendidikan Islam Pada Tiga Jalur Pendidikan

    1. Lembaga Pendidikan Informal

Adalah lembaga pendidikan tanpa adanya suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu dan evaluasi. Salah satu lembaga ini adalah keluarga. Keluarga sebagi unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antara orang yang memiliki pola kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum ada dalam lingkungannya. Dalam Islam, pentingnya dan keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam diisyaratkan dalam Al-Quran sura At-Thamrin ayat 6 :

    1. Lembaga Pendidikan Formal

Menurut Abu Ahan dan Nur Uhbiyato, lembaga pendidikan formal adalah bil dalam pendidikan tersebut diadakan pada suatu tempat yang tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai kepada pendidikan tinggi yang berdasarkan kepada aturan yang telah ditetapkan.

    1. Lembaga Pendidikan Nonformal

Adalah lembaga pendidikan yang teratur tetapi tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Abu Ahmadi mengatakan, lembaga pendidikan kepada semua bentuk-bentuk pendidikan dengan dsengaja dan tertib serta terencana diluar lembaga sekolah. Masyarakat merupakan kumpulan individu atau kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, Negara, kebudayaan, dan agama. Islam tidak membebaskan manusia dari tanggung jawab. Sebagai anggota masyarkat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Begitu juga tanggung jawabnya tehadap pendidikan. Maka, lahirlah lembaga pendidikan Islam yang dikelompokkan sebagai berikut :

o masjid, mushalla, surau.

o Madasah diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi

o Majlis ta’lim, TPA, TPSA, wirid remaja.

o Kursus keIslaman

o Badan pembinaan rohani

  1. Macam-Macam Pendidikan Pada Masa Kerasulan dan Masa Sahabat

    1. Macam-Macam Pendidikan Pada Masa Kerasulan

a. Pendidikan Islam Pada Masa Nabi Di Makkah

Ø I’tiqad dan Keimanan

o Pokok yang pertama dan yang utama yang diajarkan Islam adalah beriman kepada Allah SWT yang maha esa, tuhan semesta alamsegala sesuatu yang ada di langit dan di bumi tunduk kepada-Nya dan semua itu adalah citaptaan-Nya.

o Muhammad adalah nabi dan rasul Allah SWT yang diwahyukan Al-Quran kepadanya sebagai petunjuk untuk umat manusia.

o Sesudah hidup di dunia ini ada hidup yang lain, yaitu kehidupan di akhirat.

Ø Amal Ibadat

Amal ibadat yang diajarkan adalah shalat dan zakat. Shalat adalah sebagai pernyataan mengabdi pada Allah SWT dan juga sebagai wujud syukur atas nikmat yang telah di berikan oleh Allah SWT. Sedangkan zakat berarti sedekah kepada fakir miskin.

Ø Akhlak

Akhlak yang dianjurkan oleh rasul diantaranya :

o Adil yang mutlak

o Berbuat baik pada semua orang

o Menepati janji

o Pemaaf

o Takut kepada Allah SWT

o Bersyukur

o Bersatu padu menegakkan agama Islam

o Berbuat baik pada ibu bapak

o Memberi makan keluarga, fakir miskin, dan musafir

o Hidup sederhana dan tidak boros

o Sabar atas segala cobaan

o Amr ma’ruf nahi munkar

Akhlak jahat yang dilarang oleh rasulullah adalah :

o Syirik

o Membunuh anak sendiri karena takut miskin

o Membunuh orang tiada hak

o Mengambil harta anak yatim

o Mencurangi timbangan

o Berzina

o Berkata kasar terhadap orang tua

o Mubazir

o Berlaku bakhil dan boros

o Sombong terhadap sesamea manusia

o Berpecah belah

b. Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Madinah

Ø Pendidikan Keagamaan

o Pendidikan Keimanan

Di Madinah ditetapkan keimanan ada 6 perkara yaitu :

ü Iman kepada Allah SWT

ü Iman kepada Malaikat

ü Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT

ü Iman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT

ü Iman kepada Hari Akhir

ü Iman kepada Qada dan Qadar

o Ibadat

ü Shalat

ü Puasa

ü Zakat

ü Haji

Ø Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak yang telah di selenggarakan di Makkah diperkuat dan diperinci di Madinah, seperti adab masuk rumah, adab bercakap-cakap, adab bertetangga, adab bergaul dalam masyaraka, dan lain-lain.

Ø Pendidikan Kesehatan (Jasmani)

Sesungguhnya dalam amalan ibadah telah terselip pendidikan kesehatan, seperti wudhu’ dan mandi yang tujuannya adalah untuk kebersihan. Gerakan dalam shalat merupakan gerakan badan. Thawaf keliling Ka’bah, berlari-lari kecil antara safa dan marwa, merupakan didikan jasmani.

Ø Syari’at yang Berhubungan dengan Masyarakat

o Hal-hal yang berhubungan dengan rumah tangga, seperti hukum perkawinan dan hukum pembagian warisan.

o Hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan sesama manusia.

o Hal-hal yang berhubungan dengan qisas seperti hukum pidana.

o Hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi dan pemerintahan.

    1. Macam-Macam Pendidikan Pada Masa Sahabat

Pada masa khulafaurrasyidin sebenarnya telah ada tingkat pengajaran hampir seperti sekarang. Tingkat pertama adalah kuttab, tempat anak-anak belajar menulis dan membaca atau membaca Al-Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam. Setelah menamatkannya, mereka belajar ke masjid dan disinilah tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pada tingkat menengah, gurunya belumlah ulama besar dan pada tingkaan tingkat tinggi, gurunya adalah ulama yang dalam ilmunya dan mahsyur kealiman dan kesalehannya.

Pusat pendidikan pada masa khulafaurrasyidin adalah :

o Di kota Makkah

o Di kota Madinah

o Di kota Damsik dan Palestina

o Di kota Mesir


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lahirnya Pendidikan Islam

Pendidikan dalam Islam merupakan suatu pokok utama dalam kelanjutan ketauhidan keimanan terhadap ajajarannya. Perkembangan pendidikan Islam sejalan dengan berkembangnya Islam itu sendiri, bahkan pendidikan Islam sebenarnya telah dimulai sejak zaman nabi terdahulu dan disempurnakan olehnabi Muhammad SAW di Makkah dan di Madinah. Dasar ajaran Islam sendiri merupakan perintah untuk membaca, sebagaimana bunyi ayat pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Pendidikan Islam Umum

Adalah pendidikan yang diberikan kepada umat Islam dalam semua keadaan, meliputi semua bidang hidup manusia seperti rohani, jasmani, emosi, sosial, politik, budaya, ekonomi, sains, multimedia, mass media, pendidikan, perundang-undangan dan lain-lain.

Pendidikan Islam Khusus

Hasan Langgulung (1995) mengistilahkan dengan Islam Terhad, yaitu merangkumi segala ilmu Islam yang terdiri dalam berbagai bidang seperti aqidah, ibadah, fiqh, tafsir, hadits, akhlak, sejarah, falak, dan lain-lain.

Macam-Macam Pendidikan Pada Masa Kerasulan

1. Pendidikan Islam Pada Masa Nabi Di Makkah

Ø I’tiqad dan Keimanan

Ø Amal Ibadat

Ø Akhlak

2. Pendidikan Islam pada Masa Nabi di Madinah

Ø Pendidikan Keagamaan

Ø Pendidikan Akhlak

Ø Pendidikan Kesehatan (Jasmani)

Ø Syari’at yang Berhubungan dengan Masyarakat

    1. Macam-Macam Pendidikan Pada Masa Sahabat

Pusat pendidikan pada masa khulafaurrasyidin adalah :

Ø Di kota Makkah

Ø Di kota Madinah

Ø Di kota Damsik dan Palestina

Ø Di kota Mesir

 

Rahmat Hidayanto © 2008. Design By: SkinCorner